Optimalisasi Potensi Melalui Penggunaan  Terapi Simple Empowerment Technique (SET)  berbasis Multi Level Therapist
Optimalisasi Potensi Melalui Penggunaan Terapi Simple Empowerment Technique (SET) berbasis Multi Level Therapist

Optimalisasi Potensi Melalui Penggunaan Terapi Simple Empowerment Technique (SET) berbasis Multi Level Therapist

- +

Optimalisasi Potensi Melalui Penggunaan
Terapi Simple Empowerment Technique (SET)
berbasis Multi Level Therapist
oleh Mohamad Soleh

Intisari
Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan pemikiran berupa teknik-teknik terapi SET yang praktis, dapat dilakukan sendiri (Self Therapy), sederhana dan cepat dalam meningkatkan kemampuan dalam memperbaiki mental, menyembuhkan sakit fisik ringan dan berujung pada peningkatan kualitas hidup yang sesuai Ajaran Islam.
SET memiliki beberapa prinsip dasar dan tehnik terapi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam yang telah disusun secara sistematis. Tehnik terapi SET telah di terapkan dalam populasi Remaja dan Dewasa dalam banyak kasus.
Dalam upaya optimalisasi potensi dan peningkatan kualitas Kesehatan Mental Masyarakat, pola Multi Level Therapist efektif dalam menularkan kemampuan penggunaan tehnik-tehnik terapis kepada masyarakat. Pola Multi Level Therapist memungkinkan terjadinya intensitas dan ekspansif secara cepat dalam upaya menyadarkan dan meningkatkan kemampuan penyembuhan diri.

Kata Kunci: Tehnik terapi SET, Multi Level Therapist, Optimalisasi Potensi




Potential Optimizing
Using
Simple Empowerment Technique (SET)
Based on Multi Level Therapist
By Mohamad soleh

Abstract
This article is meant to give thinking contribution by best practices therapy techniques, can do itself (self therapy), simple and quickly to in increase ability in repair way of thinking, cure light physical and in appropriate alive quality enhanced Islam values.

Set has several principles base and techniques appropriate therapy with Islam values that composed systematically. SET techniques have been applied for adolescent population and adult in many cases.

In the effort to optimize potency and society well-being quality enhanced, pattern multi level therapists effective in contagious techniques use ability apes to society. Pattern multi level therapist make possible the happening of intensity and expansive quickly in the effort disenchant and increase self-convalescence ability.

Keyword: techniques therapy set, multi level therapist, potential optimizing







BAGIAN I: PENDAHULUAN
Bagi sebagian masyarakat, krisis multidimensi yang terjadi di Indonesia ini memunculkan perasaan tidak aman, dan terusiknya perasaan aman inilah yang memicu tingkat  stress dan kekhawatiran di kalangan masyarakat. 
Ada contoh lain dari krisis multidimensi, adalah krisis mental yang terjadi di Jakarta. Dokter jiwa dari Rumah Sakit Soeharto Heerdjan, Dr Ratna Mardiyati dalam seminar Carut Marut Kota Jakarta, Picu Tingkat Stres di Jakarta, Kamis 1 oktober 2009 yang lalu menyatakan bahwa Sekitar 14 persen (1,33 juta) penduduk DKI Jakarta diperkirakan mengalami gangguan kesehatan mental atau stress, sedangkan jumlah penduduk yang mencapai tingkat stress akut mencapai 1-3 persen. Gangguan stres itu disebabkan berbagai hal, terutama karena masalah pekerjaan dan tata ruang kota yang buruk.
Meningkatnya angka kriminalitas di Jakarta baru-baru ini bisa jadi merupakan cermin kondisi masyarakat yang juga mengalami tingkat stress tinggi. Ditinjau dari segi psikologi masyarakat pun, mengutip tulisan Pak Sartono Mukadis – psikolog dari Universitas Indonesia (UI) di salah satu koran ibukota, masyarakat jadi resah karena harga-harga melambung tinggi, situasi negara yang nampaknya tidak memiliki kepastian hukum, membuat mereka tidak nyaman. Akibatnya, muncul kemarahan terpendam, yang jika tidak segera ditangani akan menimbulkan akibat buruk, seperti membunuh orang lain hanya karena tersinggung sedikit saja.
Kita semua mungkin bertanya, mengapa masyarakat Indonesia yang notabene terkenal di dunia sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak dan jumlah jamaah haji yang selalu melebihi quota setiap tahunnya, justru mengalami krisis multidimensi berkepanjangan seperti sekarang ini.
Padahal sesungguhnya manusia dilahirkan dengan memiliki potensi fitrah yang cenderung pada kebaikan, kesucian, kebenaran dan cenderung kepada Allah SWT (berserah diri). Atau bahasanya Ary Ginanjar adalah gravitasi titik pusat orbit spiritual, yaitu God Spot (Ginanjar, hal 86:2003)[1]
Bila ditelusuri lebih dalam, ada sebuah jawaban sederhana yang menyebabkan adanya penyimpangan terhadap fitrah, yaitu kurangnya pengendalian diri. Sebagaimana pernyataan Dai Sejuta Umat, KH. Zainuddin MZ,”  ….intinya adalah Pengendalian diri”. Dimana pengendalian diri-lah yang akan tetap mengarahkan diri kita serta menjaga agar tetap pada Fitrah. Banyak masalah maupun kasus yang terjadi, diawali oleh kurangnya kontrol, baik dari diri sendiri (internal) maupun lingkungan (eksternal). 
Coba anda analisa lebih dalam! Ketika seseorang seseorang bunuh diri, tentu dikarenakan kurangnya kemampuan kontrol dirinya, ketika ada keinginan untuk bunuh diri. Begitu pula dengan tindakan kriminalitas massa lainnya, semua itu menunjukkan bahwa kontrol diri mereka begitu lemah, sehingga mudah dipengaruhi oleh kondisi emosi, kondisi lingkungan maupun provokator.
Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian Geoffre G Brundell (dalam Proto:hal 28-30: 1997). Bahwa seorang dalam kondisi cemas, marah, bingung (dan atau depresi) berada pada gelombang Beta (14-38 Hz). Bila hal ini dibiarkan berlarut-larut, akan mengakibatkan syaraf kita menjadi lelah dan tidak mampu mengontrol kinerja otak dan tubuh, sehingga semakin melemahkan kemampuan kontrol diri kita. Oleh karena itu, Kontrol diri merupakan kata kunci utama agar individu bertindak sesuai dengan fitrahnya.
Disisi lain, orang-orang yang mengalami stress, depresi, kecemasan yang berkepanjangan dan jauh dari fitrahnya, cenderung orang-orang yang secara keuangan dan pendidikan lemah. Padahal untuk konsultasi satu pertemuan dengan psikolog atau psikiater itu, itu cukup mahal biayanya. Mungkin 5-8 kali dari biaya makan untuk 3 kali sehari.  Belum lagi, untuk menyelesaikan permasalahan psikologis tersebut, diperlukan pertemuan yang cukup lama (bisa 3 hingga 10 kali pertemuan). Mungkin!! sudah bermasalah, harus keluar uang banyak, tambah lagi kesiapan mental, waktu dan energi yang besar ? Masih mungkinkah pasien ini melanjutkan proses konsultansi nya? Bisa anda tebak sendiri.  Jadi tidak heran bila, banyak diantara pasien tersebut yang putus ditengah jalan. Disamping itu, untuk sulitnya mencari psikolog dan psikiater di daerah-daerah terpencil dan jauh dari pusat kota. Anda bisa bayangkan, ada kah psikolog di pulau Nias, pulau Mentawai atau Sabang? Mereka hadir pun itu setelah ada bencana besar yang melanda pulau-pulau tersebut. Itupun jumlahnya terbatas. Karena untuk menjadi seorang psikolog, Sarjana Psikologi saja tidak cukup, harus mengikuti minimal Program Profesi. Tentunya dananya besar dan butuh banyak waktu. Lagi-lagi, setelah lulus, seorang psikolog wajar dong bila berpikir, “harus balik modal nich!”(sambil membayangkan betapa besar modal dana, energi dan waktu yang selama ini dikeluarkan untuk mendapat lisensi sebagai Psikolog). Jadi, mahal deh biaya konsultansinya, dan tentunya, tidak mau dong ditempatkan didaerah terpencil.
Serta adanya hambatan besar lainnya dalam penerapan ilmu konseling dan terapi yang berlaku umum di dunia psikologi saat ini, yaitu menuntut klien untuk mengungkap atau menceritakan masalahnya dan atau bermasalah dengan siapa?. Hal inilah yang masih sulit diterapkan di Indonesia, karena budaya sikap menutupi masalah merupakan tuntutan psikologis alamiah dari masyarakat, apalagi wanita. Dan hal ini juga didukung oleh salah satu ajaran agama Islam yang melarang untuk membuka aib diri sendiri dan orang lain. Bahkan Izz bin Abdussalam dalam buku berjudul Ensiklopedia Akhlak Muhammad, mengatakan,” Menutup aib manusia adalah tabiat manusia yang menjadi kekasih Allah.”. Inilah hambatan terbesar dalam menjalankan tehnik terapi konvensional. Bilapun ada pasien yang membuka permasalahannya, cenderung tidaklah 100%, sehingga menjadikan diagnosis nya tidak akurat, apalagi penyembuhannya. Dan yang lebih parah lagi, penulis pernah mengetahui adanya psikolog yang membuka aib pasiennya. Sehingga aib/rahasia pasien tersebut tersebar luas.
Oleh karena itu yang menjadi pertanyaan utama dalam makalh ini adalah :
Adakah terapi yang mudah dipahami dan diaplikasikan oleh siapa saja? Sehingga kita bisa menyembuhkan sendiri tanpa harus tergantung oleh psikolog/psikiater.
Hasilnya terapi tersebut efektif dan cepat terasa?
Dan tidak harus menuntut untuk membuka aib / permasalahannya secara detail?



BAGIAN II: PELAJARAN TENTANG STRESS
Mengenal Stress
Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis. Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan tetapi, akibat pengaruh stress maka penyakit fisik juga bisa muncul akibat lemahnya dan rendahnya daya tahan tubuh pada kondisi tersebut. Pemicu stres dapat bermacam-macam seperti rasa khawatir, kesal, frustasi, tertekan, kesedihan, kelelahan, bingung, takut, berduka cita, pekerjaan yang berlebihan, atau terlalu fokus pada satu hal.
Seseorang yang stress biasanya mulai merasakan keraguan pada dirinya, kemudian berlanjut menjadi cemas, merasa tidak punya harapan, kecewa berat, shok, dan seterusnya. Bila dibiarkan berlanjut, lama-lama akan menjadi depresi, frustasi, bahkan gila. Oleh karena itu, seseorang harus mampu mendeteksi gejala stress yang dialaminya sedini mungkin agar dapat segera melakukan pengobatan tingkat stressnya itu.
Awalnya, stress ditunjukkan dengan rasa sedih, kesal, marah, atau bahkan bingung. Ciri-ciri orang yang stress ini misalnya suka menggaruk-garuk bagian tubuhnya, mengucek-ngucek mata, melihat kanan dan kiri dengan begitu cepat. Bila Anda melihat diri atau teman melakukan hal demikian, maka Anda mesti waspada. Itu berarti orang tersebut sedang berada pada gelombang β.
Di awal sudah dijelaskan sepintas mengapa seseorang bisa berada di gelombang β. Biasanya, penyebab kita stress adalah karena kita kurang mampu mengelola mind, pikiran, otak, dan hati kita. Orang depresi berarti kurang mampu mengendalikan dirinya. Orang gila berarti benar-benar tidak dapat mengendalikan dirinya.
Seperti penjelasan sebelumnya, tingkat stress yang tinggi akan membuat seseorang kehilangan kemampuan mengendalikan diri. Sedangkan ketidakmampuan mengendalikan diri agar lebih tenang dan kontrol diri akan membuat seseorang kehilangan kemampuan mengoptimalkan potensi diri.


BAGIAN III
Mind Management Efektif : Rileks, Fokus & Yakin
Sebelum masuk ke inti pembahasan, alangkah baiknya kita memainkan beberapa permainan mental terlebih dahulu. Bukan sulap dan bukan sihir tapi simulasi ini benar-benar bisa membuat jari kiri Anda yang biasanya lebih pendek dari jari kanan menjadi sebaliknya. Permainan mental semacam ini sebenarnya dapat kita temuai di kehidupan sehari-hari dalam bentuk yang berbeda.
"Kalau kamu sakit perut, coba ambil batu, terus genggam erat-erat, nanti kan sakit perutnya hilang ...", begitu pesan ibu, teman, dan tips di majalah Kartini waktu saya kecil. Silakan anda coba, kalau anda yakin, kemungkinan besar anda berhasil.
Seorang dukun membaca mantera di segelas air putih, lalu disodorkan kepada pasiennya "Nah, silakan diminum, nanti sakitnya akan hilang dalam dua hari". Betul juga, sang pasien dukun tadi sembuh setelah dua hari. Di tempat lain, seorang dukun memberi sebuah batu kepada pasiennya dan berkata, "Simpan ini di pinggang Pak, anda akan berwibawa dan dihormati orang".
Atau yang lebih baru lagi adalah fenomena Ponari “Putra Sang Petir”. Keunikan dan unsur takhayulnya itu telah menghipnotis ribuan orang dari berbagai daerah di pelosok Tanah Air masih memadati tempat praktik anak semata wayang hasil pernikahan Kasemin (42) dan Mukaromah (28) itu sampai sekarang.
Bahkan di antara mereka ada yang rela antre selama berhari-hari demi mendapatkan seteguk air putih yang sebelumnya dicelup batu yang digenggam siswa Kelas III SD Negeri Balongsari 1 itu. Tak peduli, apakah air celupan batu itu higienis atau tidak, yang penting mereka percaya, bahwa air itu bertuah dan bisa menyembuhkan segala macam penyakit. "Setidaknya bisul yang saya rasakan bertahun-tahun sudah agak mendingan," kata Masilah (43), warga Surabaya, setelah meneguk air keruh yang didapat dari rumah Ponari.
Apa yang membuat sakit perut hilang, sakit kepala hilang, dan pasien sang dukun dihormati ? Ya, pikirannya sendiri. Kalau tidak bisa membangun peta mental dalam pikirannya sendiri, orang biasanya minta bantuan 'luar'. Ia butuh sugesti dari luar. Tubuh merespon pikiran. Kalau anda ketakutan, jantung akan berdebar, keringat dingin. Kalau anda sedih, anda tidak akan berdiri tegak dengan kepala mendongak ke depan. Anda kemungkinan akan duduk bersandar dan kalau berjalan cenderung menunduk.
Ada banyak simulasi yang juga membuktikan bahwa diri kita memiliki banyak potensi yang luar biasa, semisal :
-       Memanjangkan jari
-       Membuat jari telunjuk mengeras seperti besi dan tidak bisa dibengkok
-       Menarik orang didepan kita yang berjarak 1 meter hanya dengan menggunakan mata dan pikiran
-       Merasakan energi yang mengalir dalam tubuh yang berhawa hangat dan dapat disalurkan energinya ke bohlam lampu, sehingga lampu bila dijatuhkan diatas keramik kecil, keramik tersebut yang pecah, bukan bohlam lampunya
-       Merasakan energi yang mengalir dalam tubuh yang berhawa hangat dan dapat digunakan untuk mengobati symptom penyaki ringan
-       Dan simulasi lainnya








BAGIAN IV
SIMPLE EMPOWERMENT TECHNIQUE
Pemberdayaan diri akan optimal bila tetap terfokus pada fitrah, dan semakin optimal bila kondisi dalam keadaan Rileks (tenang), terfokus (konsentrasi)[2], dan Yakin (hati yang jernih). Hal ini juga diungkapkan oleh Ary G, bahwa untuk tetap pada fitrahnya, maka diperlukan motivasi yang kuat untuk mengendalikan diri dan diperlukan ketulusan hati (kejernihan hati dan perasaan damai)[3].
Hal senada dengan pernyataan Abu Sangkan (2005) dalam bukunya yang berjudul Pelatihan Sholat Khusyu’, mengatakan bahwa ketenangan pikiran merupakan hal terpenting untuk dapat memulai berdialog dengan Allah (khusyu’) sehingga kita bisa menerima kehadiran ilham dalam jiwa. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Prof DR. M Sholeh (2005) yang menunjukkan bahwa sholat tahajud itu dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan mengefektifkan kemampuan individu dalam menangani masalah yang dihadapi. Sholat tahajud yang dimaksud bukanlah sholat rutinitas belaka, melainkan sholat yang harus diiringi dengan kekhusyukan, ketenangan jiwa, dan rasa bersyukur. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Al Baqoroh ayat 45-46[4].
Dalam ilmu Psikologi, kondisi tenang, damai dan jernih yang optimal yaitu dimana otak pada kondisi gelombang Alpha, yaitu antara 9-13 hertz. Pada kondisi ini secara alamiah terjadi ketika kita dalam kondisi santai mengarah ke mengantuk..  Bahkan banyak ahli otak mengatakan bahwa tahap tersebut, kemampuan otak sangatlah optimal, karena otak jauh lebih mudah menerima auto sugesti, sehingga kita dapat menanamkan penegasan-penegasan verbal yang positif dan kalimat-kalimat yang mengerahkan individu untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri (proto, hal 36 : 1997). Kondisi ini juga menjadikan otak memiliki daya ingat yang sangat kuat dan cepat menerima ide apapun, termsuk ilham. Oleh karena itu, hal inilah yang telah dilakukan oleh Ibnu Sina ketika ingin mendapatkan ilham atau solusi atas masalah yang sedang dipikirkannya.
Berdasarkan pernyataan diatas dan asumsi penulis, maka tehnik-tehnik untuk meningkatkan pemberdayaan diri, diawali dengan berfokus pada bagaimana menciptakan kondisi Rileks (tenang), konsentrasi, dan Yakin (hati yang jernih).
Simple Empowerment Technique merupakan program yang berisi tehnik-tehnik Self Therapy yang  mengarahkan otak pada gelombang alpha, menjadi lebih terfokus dan fisik yang rileks sehingga mendapatkan kondisi rileks (tenang, perasaan damai-jernih), terkonsentrasi, dan yakin Bila kondisi- kondisi tersebut terwujud, maka kemampuan pemberdayaan diri akan semakin optimal, sehingga dapat melakukan penyembuhan diri akan semakin meningkat pula. Di dalam penerapan setiap tehnik, ada 3 tahapan yang harus dilakukan, yaitu:
1.    Diagnosis,
Tahapan dimana kita perlu mengetahui tingkat ketidaknyamanan diri kita/pasien. Ada rentang angka dari 0-9 (dimana 0 paling rendah (tidak ada) dan 9 paling tinggi) dan kita diminta memilih diangka berapa tingkat ketidaknyamanan atau permasalahan kita berada. Dengan melakukan Diagnosis, kita jadi lebih menyadari akan ketidaknyamanan kita, sehingga lebih mengetahui dan sadar diri tentang posisi kita tersebut.
2.    Tindakan SET
Tahapan ini adalah kita menggunakan tehnik SET dalam upaya mengoptimalkan potensi dan menyembuhkan ketidaknyamanan atau permasalahan. Untuk tahapan ini akan ada penjelasan detail per tehniknya.
3.    Recovery
Tahapan ini adalah dimana kita merasakan adanya prose’s menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya. Dalam tahap ini, kita diminta melingkari rentang angka dari 0-9 (dimana 0 paling rendah (tidak ada) dan 9 paling tinggi) dan kita diminta memilih diangka berapa tingkat ketidaknyamanan atau permasalahan kita berada setelah diberi tindakan SET. Bila Efektif aka nada penurunan signifikan dari angka pada saat diagnosis. Semisal, ketika diagnosis, angka ketidak nyamanannya di angka 8, lalu setelah diberi tindakan SET, menjadi 5, maka ada penurunan 3 point pada ketidaknyamanan tersebut. Agar berkurang atau bahkan hilang (menjadi 0), maka perlu diberi tindakan SET lagi, baik dengan menggunakan tehnik SET yang sama atau yang lainnya. Setelah itu, kita perlu mengisi beberapa pertanyaan sebagai berikut:
-       Apa yang anda rasakan :………………………………………………………………..
-       Apa yang anda pikirkan :………………………………………………………………..
-       Apa yang akan anda lakukan agar menjadi lebih baik:…………………………………

Dengan mengisi pertanyaan-pertanyaan diataslah, kita akan lebih merasakan efek dari tehnik terapi dan terbangunnya komitment untuk menerapkan kembali tehnik SET dan tindakan lain yang mendukung prose’s Empowerment. (lihat formulir SET Step)


Uraian detail tehnik-tehnik SET adalah sebagai berikut.

1.         Tehnik Senyum & Tawa
Kondisi fisik dapat membuat seseorang berada dalam kondisi mental tertentu. Coba anda perhatikan, ketika seseorang sedang sedih atau dalam kondisi depresi biasanya kepala menunduk dan wajah mengkerut (tidak tersenyum atau ceria). Oleh Karena itu, bila anda ingin dalam kondisi bahagia, maka memposisikan tubuh dan wajah dengan ceria (tersenyum dan tertawa) dan tegap (membusungkan dada). Dalam factor ini ada tehnik yang bias diterapkan, yaitu :
·            Tehnik senyum dan tawa, yaitu :
    Membentuk ekspresi senyum hingga timbul perasaan bahagia atau nyaman.
    Tertawa dengan memikirkan sesuatu hingga kita tertawa secara otomatis.
    Senam Tawa
Tehnik ini untuk menciptakan kondisi tubuh agar otak optimal dan emosi tenang dan bahagia. Karena ketika kita tersenyum dan tertawa, pada saat itu aliran darah dan oksigen lebih lancar  ke otak. Sehingga otak lebih segar dan optimal dalam bekerja. Disamping itu, ketika kita tertawa dan posisi tubuh yang tegap terbuka, maka produksi hormone Endorphin lebih banyak. Hormon endorphin-lah yang menjadikan otak kita merasa tenang dan kondisi senang. Karena Endorphin adalah sejenis Morfin alami dari tubuh yang membuat syaraf menjadi lebih ceria dan bahagia.
Sudahkah berapa kalikah anda tertawa hari ini?
Seorang anak di bawah usia enam tahun bisa tertawa 300-400 kali dalam sehari. Orang dewasa dapat tertawa rata-rata 15 kali dalam sehari. Sebagai orang yang sehat, sudahkah anda dapat tertawa dalam jumlah demikian di hari ini? Harapan saya, melalui tulisan ini anda akan mengembalikan diri anda sebagai spesies manusia, yang memiliki ciri khas dapat tertawa lepas dan berhumor. Kalau anda kesulitan tertawa, saya sarankan anda untuk ikut bergabung dalam klub senam tertawa. Ha ha ha. Ini serius lho!
Bahkan, karena pentingnya tertawa ini bagi kehidupan, banyak ahli yang merekomendasikan tertawa sebagai jalan untuk terapi. Bahkan ada yang menyebutnya Senam Tertawa. Dengan tertawa seseorang terbantu untuk (a) menanggulangi stres, (b) membantu otot wajah menjadi rileks dan awet muda, (c) meningkatkan sistem kekebalan tubuh, (d) menurunkan tekanan darah tinggi serta mencegah dan mengendalikan penyakit jantung, dan (e) merangsang pengeluaran endorphin, serotonin, dan melantonin yang membuat perasaan menjadi tenang, tentram, nyaman dan bahagia.

2.         Tehnik Sentuhan Energi
Tehnik Sentuhan Energi, yaitu menyalurkan energi diri kita pada daerah tubuh yang sakit dan atau mengelus tubuh secara perlahan dan dimanjakan. Hawa hangat pada telapak tangan kita, menunjukkan adanya energi yang powerfull. Nah energi tersebut kita salurkan pada area tubuh yang sakit lalu kita merasakan dan membayangkan adanya energi yang berwarna putih terang masuk ke tubuh lalu energi tersebut memberikan energi pada sel-sel tubuh tersebut (bayangkan seakan-akan sel kita seperti diberikan bahan bakar jet, sehingga kinerja sel-se tersebut jadi jauh lebih cepat dan powerfull dalam prose’s recovery. Efek lainnya adalah tehnik ini membantu membangun perasaan bahagia, nyaman dan menyehatkan. Dan lebih efektif lagi bila dibantu oleh significant person (orang-orang yang kita cintai atau percaya). Tehnik ini telah penulis lakukan semenjak tahun 2002. Ternyata tehnik ini selaras dengan sebuah tehnik penyembuhan baru yang berkembang di Amerika, yaitu Quantum Touch.
Reva Sjarif Benjamin, seorang Certified Quantum-Touch® Instructor, mengatakan bahwa Quantum Touch (QT) adalah suatu penyembuhan dengan sentuhan tangan ringan yang harus Anda lihat sendiri, rasakan sendiri agar Anda bisa percaya pada keampuhannya. Hanya dengan menggunakan sentuhan ringan yang diberikan pada diri Anda sendiri atau pada orang lain, Anda bisa mempercepat respons kesembuhan dari tubuh. Tehnik ini biasanya diberikan ketika pasien sudah mendapatkan kondisi relaks, focus dan Yakin dengan kekuatannya. Gejalan penyakit-penyakit ringan yang pernah penulis berikan tindakan SET adalah Sakit lambung, pusing/migrain, sakit punggung dan pinggang, sakit tenggorokan, sakit ngilu di kaki, sakit ngilu disekujur tubuh karena lemahnya kualitas zat immune tubuh.

Tehnik-tehnik Mengendalikan Representasi internal
Representasi internal merupakan pusat perhatian (konsentrasi) terhadap sesuatu. Ahli NLP mengatakan bahwa otak dapat menerima berjuta stimulus secara simultan, namun hanya stimulus-stimulus tertentu saja yang bermakna pada saat itu yang menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu, untuk membangun kondisi mental yang positif supaya perilaku jadi positif, salah satu yang perlu dibangun adalah "pikirkan hanya hal-hal positif".
Didalam SET Ada 2 tehnik yang melatih representasi internal yang positif, yaitu tehnik mengubah pikiran (no 3 dalam SET) dan tehnik ilustrasi (no 4 dalam SET) :
3.       Tehnik Mengubah Pikiran
Tehnik ini adalah mengubah tampilan emosi dengan cara mengubah gambaran di otak. Semisal, bila kita takut atau marah akibat perkataan seseorang, sampaikan pada otak (dengan membayangkan) bahwa yang perkataannya itu dari seorang guru yang kita sukai yang sedang  memberikan masukkan dan ide. Hal ini akan membuat otak menampilkan gambaran yang positif karena kita menyukainya. Sehingga, otak akan memberikan perintah untuk menampilkan reaksi yang berbeda, yaitu bukan lagi takut atau marah, melainkan mendengarkan dengan penuh minat dan tersenyum.

4.       Tehnik Ilustrasi 
Yaitu, bila kita menginginkan melakukan sesuatu, maka sebelum kita melakukannya, kita membuat buat gambaran imajiner di otak, agar otak mengerti apa yang kita inginkan. Buat gambaran sedetail mungkin. Gunakan bahasa yang positif agar otak lebih terarah dan powerfull.

5.       Tehnik Hipnoterapi 
Tehnik Hypnotherapy adalah suatu tehnik yang mengarah diri pada keadaan trance (terfokus pada satu stimulus/instruksi juru hipnotis atau trainer) dan kehilangan daya otokritik sehingga mudah untuk diberikan sugesti. Tehnik ini cukup efektif untuk meningkatkan penyembuhan diri dengan cara mensetting pikiran agar lebih terfokus pada tindakan-tindakan yang kita inginkan. Tentu saja yang searah dengan Fitrah. Hypnotherapy sendiri berfungsi untuk menselaraskan antara subconscious dan consciousnya agar sejalan. Havens dan Walter, dalam bukunya Hypnotherapy Scripts: A Neo-Ericksonian Approach, menyebutkan bahwa antara subconscious dan conscious dapat diibaratkan seorang nakhoda dengan anak buah kapal. Nakhoda sebagai conscious menentukan arah dan tujuan kapal, sedangkan anak buah kapal sebagai subconscious menjalankan kapal. Anak buah kapal yang mengetahui apa yang terjadi selama perjalanan di laut, ada batu karang atau ada ombak besar, merekalah yang menyelesaikannya. Kapal akan selamat sampai tujuan jika ada kerjasama yang baik antara nakhoda dengan anak buah kiapalnya. Masalah akan timbul bila terjadi perbedaan tujuan atau pendapat antara nakhoda dengan anak buah kapal. Hypnotherapy sangat bermanfaat dalam membantu proses penyembuhan. Klien dibuat menjadi tenang dan fokus dalam menyelesaikan masalahnya, apapun bentuknya mulai dari masalah medis sampai dengan masalah perilaku ataupun masalah psikis.
Dalam proses hypnotherapy, klien dibawa kepada sumber masalahnya lalu diselaraskan dengan tujuan utamanya. Dengan mengetahui sumber masalahnya, klien akan lebih memahami masalah utamanya, sehingga lebih mudah dalam mencari penyelesaiannya. Apapun bentuk penyelesaiannya, penyelesaian tersebut adalah pilihan klien sendiri. Hypnotherapist hanya memfasilitasi agar klien dapat mendapatkan penyelesaiannya. Demikian pula untuk kasus-kasus yang lain. Keberhasilannya menjadi lebih tinggi karena, apapun solusinya, klien sendiri yang menginginkannya, klien sendiri yang mengetahui nilai dasar yang diinginkannya.
Dengan melakukan Hypnotherapy, maka tubuh akan merangsang pengeluaran hormon endorfin dari kelenjar endorfin yang berada di dalam otak, yang berguna untuk melawan depresi yang timbul. Endorfin adalah zat morfin alami yang diproduksi oleh tubuh yang mampu menimbulkan rasa senang , tenang , dan mampu mengurangi rasa sakit ( Majalah Human, Agustus 2003 , halaman 92-93;dalam http//hypno psychology, 2005). Endorfin juga akan merangsang tubuh untuk membentuk antibodi – antibodi untuk melawan virus.
Dan lebih efektif lagi bila seorang hypnotherapist dapat memberikan pesan-pesan spiritual dalam memfasilitasi klien menemukan penyelesaiannya.

6.             Tehnik Mengendalikan Pikiran
Agar kita selalu ingat Allah, maka kita harus selalu berpikir bahwa segala hal adalah berasal dari Allah dan kembali kepada Allah. Hal ini senada dengan ungkapan Al Qarni (2004) mengatakan bahwa untuk dapat mengendalikan diri, maka perlu kemampuan mengendalikan pikiran untuk terfokus kepada Allah[5]. Bahkan Zig Ziglar (2004) mengeluarkan pernyataan, “Bila anda ingin mengendalikan perilaku, maka kendalikan persepsi”. Hal ini sesuai dengan konsep bahwa apa yang dimasukkan ke otak, maka itulah perilaku itulah hasil. Layaknya seperti komputer[6].

Proses
 

Output
 

Bila kita mempersepsikan suatu kejadian/stimulus dengan negatif, maka pikiran kita akan cenderung negatif dan perilaku pun akhirnya menjadi negatif.  Penulis menawarkan tehnik Hikmah dalam upaya mengendalikan pikiran tersebut. Mekanisme tehnik hikmah adalah sebagai berikut :
Ketika ada masalah/kejadian timbul, jangan langsung bereaksi, tangguhkan dulu. Lihat dan kritisi dari segala sisi, pasti ada makna positifnya. Dan dapatkan hikmah (makna ilahiyah) dibalik kejadian tersebut.  Makna positif dan makna Ilahiyah tersebut yang dimasukkan ke dalam pikiran kita. Sehingga hati kita menjadi lebih tenang, damai dan bersyukur. Contoh ilustrasinya adalah sebagai berikut:
Jika anda sedang melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan besar. Ternyata anda ditolak oleh perusahaan tersebut, dikarenakan anda cenderung fanatik terhadap ajaran Islam. Sedangkan perusahaan tersebut adalah perusahaan yang didominasi oleh non muslim.
Kendalikan pikiran anda, tangguhkan untuk berpikir yang negatif terhadap takdir yang sudah anda alami tersebut. Anda tidak perlu benci dengan kondisi anda tersebut, ataupun menjadi cemas dan tidak ingin lagi menjadi muslim yang fanatik.
Kritisi dari berbagai sisi. Dan setiap pikiran anda dihubungkan dengan fitrah anda (yaitu kecenderungan untuk selalu menuju kepada Allah & hidayah-Nya). Bahwa setiap kejadian adalah merupakan rencana Allah dan Allah lebih tahu, mana yang lebih baik untuk anda. Mungkin saja, dengan diterimanya anda bergabung ke perusahaan tersebut, menjadikan anda semakin jauh dari RidhoNya Allah.
Dikarenakan tuntutan pekerjaan yang tinggi dan suasana yang cenderung tidak kondusif bagi anda untuk beribadah dengan baik. Dan Allah akan memberi saya pekerjaan yang lebih baik dan menjadikan saya lebih beriman. Nah, Ketika anda berpikir seperti itu, maka anda telah mendapatkan hikmah yang lebih baik dan menjadikan anda Dzikrullah (ingat kepada Allah) dan fitrah anda lebih optimal. 
Untuk dapat mengendalikan pikiran tersebut agar lebih terfokus, tenang dan nyaman, ada beberapa simulasi latihan, yaitu :
a.                 Berfokus. Yaitu diajak berfokus untuk melihat apa saja & menjabarkan dalam hati.
b.         Mendisiplinkan perhatian, yaitu memperhatikan atau fokus pada 1 benda dalam 2 menit tanpa menilai warna, bentuk, fungsi.
-     Imajinasi, yaitu membangun imajinasi suasana yang sangat kita inginkan sehingga menjadikan kita lebih nyaman, tenang dan sangat menikmati suasana tersebut. Agar lebih efektif maka sambil mendengarkan musik jenis barok atau instrument dengan nada-nada sesuai detak jantung. Simulasi ini membantu dalam mengatur suasana emosi. “Ketenangan dan bahagia bisa diciptakan dari pikiran”.
c.         Mencari Keheningan. Yaitu menangkap jeda antara satu suara / bunyi dengan bunyi lain. Tujuannya untuk melatih pikiran agar lebih terkonsentrasi dan mendapatkan keheningan. Layaknya seperti sedang sholat khusyu. Karena akan mempermudah pikiran untuk selalu focus kepada Allah.
d.         Merasakan. Yaitu merasakan secara seksama dan sedetail mungkin setiap , gerakan, desahan nafas, bau, angin, bunyi dan lain-lainya, bahwa semuanya berjalan sesuai Sunnahtullah. Sehingga kita akan selalu BerDzikir (ingat kepada Allah).
Tehnik ini biasanya efektif untuk orang yang sering mengalami kesulitan konsentrasi dan atau merasa dirudung banyak masalah, namun tidak mampu untuk focus pada pemecahan masalahnya.

7.         Tehnik Memaafkan.
Tehnik Memaafkan yang dimaksud adalah memaafkan diri sendiri & orang Lain. Secara Medis, hasil penelitian dari sejumlah ahli jiwa di seluruh dunia menyimpulkan bahwa orang-orang yang memelihara ’sakit hati’ benar-benar menjadi sakit organ hatinya (lever). Juga telah banyak diketahui bahwa para pasien kanker dan penyakit berat lain bisa mencapai kesembuhan hanya karena melepas amarahnya secara sadar dengan cara memaafkan orang-orang yang membuatnya sakit hati dan memendam amarah yang membuatnya menderita luka batin. Para ilmuwan Amerika telah membuktikan bahwa orang yang mampu memaafkan lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Telah dibuktikan bahwa gejala-gejala kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress, susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini. Dalam bukunya, ’Forgive for Good’, Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres. Bahkan Bila menyimpan sakit hati, marah, dendam akan membahayakan kesehatan jantung dan sistem peredaran darah (William & William, 1993), juga Kanker, tekanan darah, tukak lambung, flu, sakit kepala, sakit telinga (Pennabaker, 2003)
Cinta dan memaafkan adalah dua hal yang saling mendukung untuk hidup damai sejahtera, sehat lahir batin. Memaafkan bukanlah sebuah perasaan, tetapi sebentuk tindakan, sebentuk kemauan dari diri seseorang. Kita bisa memaafkan jika kita menghendakinya. Jika tidak, kita sendiri yang akan merasakan konsekuensi dari memelihara ingatan yang membuat kita sempit hati. Memaafkan adalah salah satu perilaku yang membuat orang tetap sehat, dan sebuah sikap mulia yang seharusnya diamalkan setiap orang Memaafkan adalah suatu karunia terindah dalam hidup seseorang, baik memaafkan diri sendiri maupun memaafkan orang lain, walau tidak banyak di antara kita mampu melakukannya dengan mudah.
Salah satu simulasi tehnik memaafkan adalah sebagai berikut:
·    Doakanlah dengan penuh ketulusan untuk orang-orang yang telah menyakiti kita atau yang kita benci, agar mereka menjadi lebih baik atau memiliki perilaku yang kita inginkan.
·    Setelah selesai berdoa, klien/peserta disuruh menulis dalam kertas, penyebab mengapa klien/peserta membencinya dan bagaimana upaya untuk mengikis penyebab tersebut dan membantu orang yang kita benci agar menjadi lebih baik atau memiliki perilaku yang kita inginkan.

  1. Tehnik 6 ucapan Dzikir
Ary Ginanjar (2004) mengungkapkan bahwa Untuk mengatasi rangsangan agar kita senantiasa pada posisi terkendali pada Fitrah, maka 6 tablet pereda emosi yaitu itu antara lain :
·    Marah, ucapkanlah Istigfhar, Astagfirullah.
·    Kehilangan dan sedih, ucapkan Innalillahi wa inna ilaihi raa’jiuun.
·    Bahagia, ucapkan Alhamdulillah.
·    Kagum, ucapkan Subhanallah.
·    Takut, ucapkan Allahu Akbar.
·    Panik, ucapkan Laa hawlaa walaa quwwata illa billah.
Ucapan–ucapan tersebut berfungsi sebagai pengendali atau kemudi diri agar emosi atau amygdala kita tetap terkendali (stabil) pada posisi fitrah ketika menghadapi suatu rangsangan.
Contoh, ketika akan marah, kita harus segera menyadari dan meminta maaf kepada Allah, dengan mengucapkan Astagfirullah, sehingga emosi kembali normal Ketika kita mengalami kehilangan, kita harus mengikhlaskannya dan mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi ra’jiun. Sehingga, God Spot (pusat konsep fitrah) bebas dan tetap mampu berpikir jernih dan kemampuan kemampuan kontrol diri meningkat.
Dalam Simple Empowerment Technique, simulasi yang dilakukan adalah trainer mengarahkan peserta training seakan-akan sebagai subjek dalam sebuah cerita dan setiap kejadian yang sesuai dengan salah satu kondisi tersebut, maka peserta diminta mengucapkan salah satu dari 6 ucapan Dzikir tersebut yang sesuai.


  1. Tehnik bersyukur
Filosofi tehnik ini adalah bahwa dengan selalu mensyukuri segala hal yang kita terima, maka akan menjadikan diri lebih berserah diri (aslama) kepada Allah dan otomatis diri kita menjadi lebih tenang, hati lebih jernih, sehingga kontrol diri meningkat.
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. [2.152]
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. [2.172]
Bersyukur itu penting dan merupakan bagian dari pola berfikir (mindset) dan perilaku kehidupan yang sehat. Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita untuk bersyukur (QS Ibrahim 14:7). Karena pada dasarnya, bersyukur itu untuk kepentingan dan kemaslahatan diri kita sendiri (QS An Naml 27:40). Bersyukur dilakukan sebagai bentuk penghargaan atas keuntungan yang kita dapatkan atau hilangnya kesulitan yang menimpa. Ungkapan rasa syukur tentu saja tidak terbatas pada ekspresi untaian kata karena ungkapan verbal hanyalah salah satu bentuk rasa syukur. Setidaknya ungkapan syukur dapat dilakukan dalam tiga ekspresi.
Pertama, syukur dengan hati (bil qalbi). Yaitu dengan menikmati anugerah Allah yang sudah dan sedang kita peroleh. Kesalahan umat manusia yang kurang bersyukur adalah karena kekurangmampuan mereka dalam mengingat dan mendata serta menikmati pemberian pemberian Allah yang sudah dan sedang dalam genggaman atau yang sudah kita raih. Plus dibarengi dengan rasa tamak atas apa yang belum kita dapat yang kebetulan sudah dimiliki orang-orang di sekitar kita. Bercita-cita untuk mencapai apa yang belum kita raih adalah manusiawi bahkan dianjurkan. Yang tidak wajar dan tidak boleh adalah ketika keinginan itu menghalangi kita untuk mensyukuri nikmat yang ada serta menutup mata kita atas anugerah yang kita miliki.
Kedua, syukur dengan kata-kata (bil lisan). Adalah dengan mengucapkan kata syukur secara verbal. Diungkapkan dalam kesendirian atau di depan orang lain (QS Adh Dhuha 93:11). Baik dengan sepatah kata “alhamdulillah” atau kata-kata ungkapan senada yang lain.
Ketiga, syukur dengan perilaku (bil hal). Yaitu dengan cara belajar lebih rajin dan membagi ilmu yang diperolehnya bagi yang dianugerahi ilmu pengetahuan. Bekerja lebih keras dan bersedekah lebih banyak bagi yang mendapat limpahan rezeki. Serta semakin mawas diri dalam bertindak bagi yang terlepas dari himpitan masalah. Kebahagiaan dan ketenangan hati kita sangat tergantung, salah satunya, pada kemampuan kita dalam mensyukuri nikmat yang sudah dan sedang kita capai. Dan ini tidaklah mudah. Karena memang kecenderungan awal dari manusia adalah memikirkan dan menginginkan apa yang belum dimiliki dan ini sering berakibat pada lupanya kita untuk menikmati dan mensyukuri yang ada. Sekedar contoh kecil, berapa banyak dari kita yang bersyukur saat kita sehat? Tidak banyak. Yang sering terdengar adalah keluhan saat kita sakit. Berapa banyak dari kita yang bersyukur atas kenyataan bahwa kita dianugerahi fisik yang normal dan tidak cacat? Sedikit. Yang banyak adalah nada tidak puas atas bentuk fisik yang kita miliki; merasa kurang cantik atau kurang tampan: hidung yang kurang mancung atau terlalu panjang, kulit yang kurang putih atau terlalu putih, badan yang terlalu pendek atau ketiggian, terlalu kurus atau kegemukan.
Aneka manfaat syukur
Selain jalinan persahabatan yang baik, sikap bersyukur kini terbukti secara ilmiah memicu pula aneka manfaat lain. Di antaranya manfaat kesehatan jasmani, ruhani dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Tidak heran jika “gratitude research” atau “penelitian tentang sikap bersyukur” menjadi salah satu bidang yang banyak diteliti ilmuwan abad ke-21 ini. Profesor psikologi asal University of California, Davis, AS, Robert Emmons, sekaligus pakar terkemuka di bidang penelitian “sikap bersyukur”, telah memperlihatkan bahwa dengan setiap hari mencatat rasa syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur berolah raga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa secara keseluruhan hidupnya lebih baik. Dibandingkan dengan mereka yang suka berkeluh kesah setiap hari, orang yang mencatat daftar alasan yang membuat mereka berterima kasih juga merasa bersikap lebih menyayangi, memaafkan, gembira, bersemangat dan berpengharapan baik mengenai masa depan mereka. Di samping itu, keluarga dan rekan mereka melaporkan bahwa kalangan yang bersyukur tersebut tampak lebih bahagia dan lebih menyenangkan ketika bergaul.

Dampak latihan bersyukur
Melalui latihan, perasaan bersyukur dapat dibiasakan dalam diri seseorang. Pelatihan sengaja untuk menanamkan rasa syukur ini ternyata membawa dampak positif dalam beragam sisi kehidupan. Dalam penelitian menggunakan metoda membandingkan, ditemukan bahwa mereka yang menuliskan rasa syukurnya setiap pekan mendapatkan manfaat jasmani-ruhani yang lebih baik dibandingkan mereka yang terbiasa mencatat peristiwa menjengkelkan dan kejadian yang biasa-biasa saja. Di antara manfaat ini adalah olah raga yang lebih teratur, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit badan, merasa hidupnya secara keseluruhan lebih baik, dan berpengharapan lebih baik di minggu mendatang.
Manfaat lain sikap berterima kasih tampak pada keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita. Dibandingkan dengan orang-orang yang bersikap sebaliknya, mereka yang senantiasa memiliki daftar ungkapan rasa syukur lebih cenderung mengalami kemajuan dalam pencapaian cita-cita mereka. Cita-cita ini dapat berupa prestasi akademis, hubungan antar-sesama dan kondisi kesehatan. Penelitian lain dilakukan dengan melatih pembiasaan sikap bersyukur setiap hari pada diri sendiri. Kondisi positif seperti: waspada, bersemangat, tabah, penuh perhatian, dan daya hidup pada orang muda dewasa meningkat akibat pembiasaan sikap bersyukur. Perbaikan kondisi sebaik ini tidak dijumpai pada orang yang dilatih bersikap menggerutu atau pada orang yang menganggap dirinya lebih sejahtera dibanding orang lain.
Selain itu, mereka yang memiliki rasa syukur setiap hari lebih memiliki jiwa sosial yang lebih baik dibandingkan mereka yang suka berkeluh kesah dan suka menganggap orang lain kurang beruntung. Golongan yang pertama tersebut cenderung menolong seseorang yang memiliki masalah pribadi, atau telah membantu dukungan semangat kepada orang lain. Pasien pun tak luput dari penelitian seputar sikap bersyukur ini. Dengan melibatkan sejumlah orang dewasa pengidap penyakit otot-saraf, pelatihan membiasakan sikap bersyukur berdampak baik pada pasien tersebut. Di antaranya adalah kualitas dan lama tidur yang lebih baik, lebih optimis dalam menilai kehidupan, lebih eratnya perasaan persahabatan dengan orang lain, serta suasana hati tenteram yang lebih sering dibandingkan dengan mereka yang tidak dilatih bersikap syukur.


Salah satu Tehnik bersyukur adalah doa syukur.
Yaitu setiap selesai sholat berdoalah dengan bahasa yang mudah dimengerti dan detail mengenai anugerah yang anda terima setiap hari. Misalnya, “ Terimakasih Allah atas kesempatan yang Engkau berikan pagi ini, sehingga saya masih bisa bernafas, beribadah padaMu, bermanfaat bagi orang lain,………(tuliskan semua anugrah yang kita rasakan saat ini dan atau yang terlintas dalam pikiran kita, hingga kita merasa tenang, nyaman bahagia, bahkan bibirpun tersenyum secara otomatis)”. Selanjutnya, catatlah setiap anugrah yang telah anda sampaikan tadi dan anda baca kembali tulisan tersebut (bila perlu dipajang di dinding dan atau sekitar tempat yang sering kita lewati. Hal ini akan menjadikan anda merasa penuh dengan barokah dan kebahagiaan[7].

10.     Meditasi Dzikir
Tehnik ini merupakan gabungan tehnik meditasi, Hypnotherapy, Neuro Linguistic Programming (NLP) dan Dzikir. Tehnik ini merupakan tehnik yang menjadi senjata utama dalam upaya meningkatkan kemampuan kendali diri dalam upaya optimalisasi potensi fitrah yang mulai redup (atau tertutupi dosa-dosa dan bisikan setan).
Hal ini didukung oleh para pelaku meditasi yangmengatakan bahwa dalam meditasi terdapat perasaan nyaman dan seolah-olah menemukan kembali suatu hal yang sangat berharga yang telah sempat hilang (yaitu fitrah). Bahkan Lawrence lesham (dalam Abu Sangkan, 2005, hal 34) mengatakan dalam bukunya “Bagaimana bermeditasi” menyebutkan bahwa kita bermeditasi untuk menemukan / merebut kembali sesuatu dari kita yang secara sama-samar dan tanpa sadar pernah menjadi milik kita dan hilang tanpa mengetahui apakah itu atau dimana atau kapan kita kehilangan hal tersebut.
Dikarenakan tehnik mensyaratkan peserta untuk memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi, maka bagi peserta yang belum memilikinya diharapkan untuk melatih terlabih dahulu tehnik berfokus, tehnik mendisiplinkan perhatian, tehnik mencari jeda dan tehnik merasakan.
11.     Tehnik Berdialog dengan Hati Nurani
Tehnik ini adalah tehnik yang efektif dalam mengajak pasien untuk lebih menyatu dengan diri sendiri, menghargai diri dan berusaha berinteraksi dengan Fitrahnya (hati nurani suci). Tehnik ini terinsipirasi dari konsep dasar Fitrah dan NLP. Yehnik ini lebih efektif bila, pasien sudah dalam kondisi relaks, mudah untuk diajak Fokus dan Belief dengan therapis.
Tahapan tehnik ini adalah sebagai berikut:
-       Klien diminta untuk duduk atau berbaring dan atau posisi apapun yang membuatnya sangat nyaman dan relaks. Lalu Klien tersebut diminta untuk membayangkan dan mendengarkan setiap suara yang keluar dari Ruh Fitrah nya / hati nuraninya yang berwujud diri Klien itu sendiri (tentunya lebih bersih, suci dan sesuai dengan Fitrah)
-       Setelah berhasil, terapis mengarahkan Klien untuk berdialog dengan ruh suci/ fitrah tersebut. Seperti 2 orang sahabat dekat yang sudah lama tidak bertemu.
-       Lalu Klien diminta untuk bertanya pada hati nuraninya tentang permasalahannya dan atau ketidaknyamanannya. Setiap jawaban yang muncul dan terlintas dari hati nurani, didengarkan dan diiyakan oleh Klien.
-       Tahap berikutnya, Klien meminta usulan alternatif solusi kepada hati nuraninya. Lalu Klien memilih salah satu yang paling cocok dan nyaman.  Setelah memilih, terapis menegaskan kepada Klien untuk menggunakan altnernatif solusi yang sudah dipilih tersebut. Serta meminta Klien untuk sering berdialog dengan hati nuraninya.


12.     Tehnik Explorasi Reframing
Tehnik ini adalah tehnik dialogis antara terapis dengan Klien. Dimana terapis memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang detail untuk menggali kelengkapan informasi yang telah (tanpa disadari) dihilangkan (deletion) atau dikikis (distortion) oleh Klien. Setiap pertanyaan tersebut membuat Klien melihat dari sudut pandang yang berbeda tentang permasalahan tersebut, sehingga menjadi SOLUSI. Dalam tehnik ini, terapis wajib memiliki kemampuan bertanya yang mahir dan kemampuan mengarahkan Klien untuk tetap memfokuskan pada solusi, sehingga tidak terjebak dengan kondisi emotif.
13.     Tehnik Bermain Peran
Tehnik ini adalah sebuah tehnik yang powerfull untuk Klien yang tidak ingin membicarakan permasalahannya (aib) atau kesulitan dalam mengungkapkan, karena melibatkan orang lain. 
Tahapan tehnik ini adalah sebagai berikut:
-       Klien diminta untuk duduk atau berdiri disebuah titik. Lalu diminta untuk mengingat, membayangkan dan merasakan kembali situasi yang dia mengalami permasalahan dengan orang lain. Ketika sudah berhasil “mengalami kembali” situasi tersebut, lalu minta Klien untuk melakukan tahapan Diagnosis.
-       Selanjutnya tahap kedua, Klien diminta pindah posisi yang bersebarangan dengan posisi pertama. Minta Klien untuk berperan sebagai orang lain tersebut (orang yang dia benci atau bermasalah dengan nya). Minta dia untuk menghayati sikap, pola pikir, gaya dan mengetahui / merasakan alasan mengapa orang tersebut bertindak yang meyakiti Klien. Tahapan ini berhasil bila pasein mengetahui alasan tersebut, menyadarinya dan menerima makna bahwa Klien juga memberikan kontribusi atas kejadian tersebut. Setelah selesai, minta Klien melakukan tahapan diagnosis kedua
-       Pada tahap ketiga, Klien diminta berperan sebagai orang ketiga yang ada disekitar situasi tersebut. Dimana orang ketiga tersebut mengenal sikap, pola piker dan gaya hidup Klien dan orang kedua. Serta juga mengetahui / merasakan alasan mengapa orang tersebut bertindak yang meyakiti Klien. Klien diminta menghayati peran orang ketiga tersebut hingga muncul nasehat dalam hati yang diberikan kepada Klien dan orang kedua tersebut. Dan Klien dan orang kedua tersebut menerima nasehat itu dengan hati nyaman. Setelah itu, minta Klien untuk melakukan tahapan recovery. Bila ternyata masih ada kekesalan dan atau kebencian terhadap orang kedua, maka pasein diminta berperan sebagai Malaikat. 
-       Tahap ke empat, berperan sebagai malaikat. Polanya hampir sama dengan tahap ketiga dan ditambah dengan meminta Klien untuk menghayati peran malaikat yang mengetahui semua kejadian tersebut, isi hati Klien, orang kedua dan orang ketiga, dan malaikat menasehatiny sesuai dengan nilai-nilai Islam. Semisal, setiap kejadian adalah kehendak Allah yang terbaik untuk kita, menyadari bahawa setiap orang memberikan kontribusi atas setiap kejadian tersebut, perlunya saling menasehati antar manusia dan saling memaafkan. Pada tahap ini Klien diminta melakukan tahapan recovery.

14.     Tehnik Menciptakan Tombol
Tehnik ini adalah tehnik yang membantu orang lain dan diri sendiri untuk menciptakan “tombol” yang dapat kita gunakan untuk memunculkan sesuatu kondisi yang kita inginkan. Seperti Anchoring dalam NLP (jadi tehnik ini mengadopsi dari konsep NLP). Tombol yang efektif bila itu berhubungan dengan kondisi fisik yang di setting secara khusus (kinestetik nya yang dirangsang) dan lebih optimal bila juga ada suara dan imajinasi kondisi yang kita inginkan. Contoh, kita ingin mensetting kondisi yang lebih percaya diri, maka cukup dengan mengepalkan tangan, semakin kencang mengepal, semakin muncul perasaan mantap dan percaya dirinya. Ada beberapa tahapan dalam penggunaan tehnik ini. Sebagai contoh, saya akan menciptakan tombol Percaya diri dengan mengepalkan telapak tangan, yaitu :
-       Diri kita atau orang lain dikondisikan dalam suasana yang relaks dan nyaman. Lebih cepat dengan menggunakan tehnik Hypnotherapy.
-       Setelah relaks dan nyaman, diminta untuk memunculkan kondisi dimasa lalu yang kita sangat percaya diri dan bangga. Semakin jelas, detail, penuh warna-warni, ada suara dan gerakan, semakin bagus.
-       Setelah muncul kondisi tersebut, diminta untuk mengepalkan tangan kita (kanan), seakan-akan memegang dengan sangat kuat dan erat. Semakin mengencang, semakin kuat perasaan dan bayangan rasa percaya dirinya. Lakukan hal ini bisa 4-6 kali, bila perlu hingga muncul ekspresi senyuman Percaya diri dalam diri.
-       Lalu meminta orang tersebut untuk berkomitmen agar selalu menggunakan kepalan tangan tersebut bila ingin memunculkan rasa percaya diri. Dan atau setiap ada kondisi yang membuat dia percaya diri, maka dia langsung mengepalkan tangannya.
-       Selanjutnya melakukan kalibrasi (menguji kembali efektifitasnya), dengan meminta orang tersebut mengepalkan tangan. Lalu kita menanyakan efeknya.
Tehnik ini sangat efektif untuk pemberdayaan diri dan mengontrol diri secara lebih efektif.

BAB V. KEMAMPUAN MENDETEKSI REPRESENTASI SISTEM / MODALITAS
Salah satu hal penting yang mempercepat proses efektifitas membangun kepercayaan dengan klien dan fokus klien, maka kita perlu mengetahui representasi sistem klien dan menggunakan tools modalitas tersebut untuk setiap proses terapi. Representasi sistem atau modalitas merupakan sistem pengkodean/ penafsiran kita atas dunianya sendiri, melalui apa yang kita lihat (visual), dengar (auditory), rasa (kinestetic), cium (olfactory) dan  pengecapan (gustatory)[8].  Secara normal, kelima sistem representasi ini dimiliki oleh semua orang, namun setiap orang mengkhususkan pada 1 atau 2 modalitas saja (disebut preference system). Lihat gambar.
Preference system inilah yang menajdi corong utama bagi manusia untuk menyerap, mengkode dan penafsirkan setiap stimulus yang tertangkap oleh indera. Biasanya bahasa umumnya adalah cara berpikir[9]. Oleh karena itu, bila kita bisa mengetahui preference systemnya klien maka kita jadi lebih mudah dalam memasukkan informasi dan mempengaruhinya.
Selain dengan mengisi angket Preference system, di NLP, ada 3 cara untuk mengetahui preference system seseorang, yaitu :
1. Memperhatikan predikat atau kata-kata yang sering digunakan.
Tipe Visual (V): Cantik, warna-warni, nampak, pandangan, melihat, nyata, visi, pamer, ruang lingkup, seindah lukisan, samar ,dalam cahaya ,gemerlapan ,mata hati ,citra diri ,mirip, dan kata-kata lain yang berasosiasi dengan visual.
Tipe Auditory (A): Diskusi, mendengarkan, bercakap, berirama, menyuarakan, jelas, diungkapkan, mengatakan, menyeru, harmoni, pesan, percakapan, tegas, terus terang, mengoceh, merdu dan kata-kata lain yang berasosiasi dengan auditory.
Tipe Kinestetic (K): Rileks, vibrasi, rajin, mempersingkat , rahasia, sangat rapi, merasakan / terasa, berhubungan/kontak, menangkap alur, bertahanlah, datar saja, berat sekali, Hancur, Berantakan, ringan tangan, pemarah, halus dan kata-kata lain yang berasosiasi dengan kinestetic.
Dikarenakan adanya kedekatan antara Olfactory dan Gustatory dengan Kinestetic, maka biasanya digabungkan menjadi cukup tipe Kinestetic saja.
Jadi, semakin banyak kata-kata predikat yang digunakan, maka semakin menunjukkan kecenderungan preference systemnya seseorang.
2. Memperhatikan Bahasa Tubuh
Tipe Visual:
Banyak menggerakkan tangan di sekitar depan atas badannya
Gerakan tangan ingin menggambarkan sesuatu
Cara bicara cepat (berpikir dalam gambar)
Tipe Auditory:
Gerakan tangan sedang, di sekitar depan perut atas
Cara bicara menggunakan intonasi, nada, jeda yang serasi
Tipe Kinestetic:
Jarang sekali menggerakkan anggota badan,
Bicara penuh perasaan, lambat
3. Memperhatikan Gerakan Mata
Arah gerakan mata (ke atas, bawah, tengah) yang dominan menunjukkan preference system (cara berpikir) yang dominan. Lebih mudah untuk memahaminya, lihat gambar.



  Jadi ketika seseorang sering mengerakan mata pada ara tertentu , maka menunjukkan preference system nya.
Nah dengan kita dapat mendeteksi secara cepat dan tepat untuk mengetahui Preference system (cara berpikir) seseorang, maka semakin cepat pula kita dapat membangun belief dan pelaksanaan terapi efektifnya.
Oleh karena itu, penulis mengingatkan para terapis untuk selalu mendeteksi dulu preference systemnya lalu menggunakan kata-kata predikat dan bahasa tubuh yang selaras dengan preference system klien tersebut.

BAB VI. PENERAPAN MULTI LEVEL THERAPIST DALAM PENGGUNAAN TEHNIK SELF THERAPY
Dalam upaya peningkatan kualitas individu dan Masyarakat, khususnya yang daerah-daerah mengalami bencana dan keterpurukan mental, pola Multi Level Therapist cukup efektif dalam menularkan kemampuan penggunaan tehnik-tehnik terapis kepada masyarakat. Pola Multi Level Therapist memungkinkan terjadinya intensitas dan ekspansif secara cepat dalam upaya menyadarkan dan meningkatkan kemampuan penyembuhan diri. Ilustrasi pola tersebut adalah seperti gambar dibawah ini.
Saat ini penulis sedang melakukan proses ujicoba dan pengembangan kepada beberapa  kelompok pekerja di berbagai perusahaan. Dan yang terbaru adalah sebuah perlakuan khusus kepada para pemuda Aceh Timur. Dimana para pemuda ini terpilih dari 95 orang pemuda perwakilan dari setiap desa yang telah diseleksi.  Terpilih 20 orang pemuda terbaik, lalu mereka diikutkan dalam program Simple Empowerment Technique. Hasil dari training tersebut adalah :
1.  Para Peserta memiliki kemampuan dasar dalam menggunakan tehnik Self Therapy tersebut
2.  Para peserta membentuk kelompok Therapist yang bertanggung jawab dalam membina para pemuda disekitar desa mereka
3.  Setiap peserta memiliki rencana aksi personal maupun per kelompok dalam upaya penerapan tehnik-tehnik Self Therapy, baik untuk diri sendiri maupun komunitasnya.
Tahap berikutnya, kami membantu dengan Coaching jarak jauh via email dan telpon,serta merencanakan program evaluasi periodic, semisal 3 bulan setelah pelatihan. Sebagai ilustrasi lihat gambar berikut ini.






BAB VII: KESESUAIAN PENERAPAN SET DENGAN KAIDAH ISLAM

Bila melihat definis dan tahapan prosesnya, teknik-teknik terapi yang digunakan dalam SET memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam. Terapi yang digunakan dalam SET tidak menuntut klien untuk mengungkap atau menceritakan aib dan dosa yang dilakukan kepada terapis, karena awareness dibangun dengan perenungan pada diri sendiri dan pengalaman yang digunakan adalah pengalaman yang sifatnya positif atas individu. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan umatnya untuk menutup aib saudaranya sesama muslim dalam upaya mempererat ukhuwah Islam. Dengan metode SET, dapat menghindari tersebarnya aib klien yang diakibatkan oleh terapis yang tidak mematuhi etika profesi, karena tidak seorang pun dapat menjamin dan tidak ada sanksi pula apabila seorang terapis menyebarluaskan aib kliennya. Terapi yang digunakan dalam SET sifatnya cenderung menitik beratkan pada aspek spiritual, dimana penyembuhan terhadap gejala-gejala penyakit ringan difokuskan pada pencapaian ketenangan jiwa untuk menjalankan ibadah kepada Allah Swt. Dengan metode terapi yang merujuk pada Al Quran dan Hadist akan memberikan efek terapetik yang berpengaruh secara signifikan apabila dilakukan dengan khusyuk, ikhlas dan sungguh-sungguh.

Apabila melihat karakter masyarakat Indonesia yang cenderung tertutup dan agak sulit menceritakan permasalahan secara terbuka kepada orang lain yang tidak memiliki ikatan emosi yang kuat, terapi menggunakan SET juga dapat dijadikan alternatif utama mengatasi terhadap terapisnya karena metode ini dapat mengkondisikan otak untuk berfungsi secara optimal dan powerfull sehingga mudah melakukan auto sugesti kepada diri sendiri untuk merubah mindset dan pola perilaku yang tidak sesuai dan tidak berkorelasi mencapai perubahan perilaku. Hal tersebut, dapat mempersingkat waktu dan sesi terapi yang harus dilewati untuk mencapai hasil yang lebih efektif.




Simpulan Dan Saran
Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Simple Empowerment Technique dengan tehnik-tehniknya dapat membantu mengoptimalkan potensi dan menyembuhkan masalah psikologis diri sendiri, orang lain dan masyarakat sekitarnya (tentunya lebih efektif bila menggunakan pola Multi level Therapist yang tersistem) secara mudah, cepat, aplikatif dan sesuai nilai-nilai Islam.
Saran
1.         Sungguh bahwa perintah Allah dalam Al- Qur’an yang berupa Sholat (yang khusyu’) dan berpuasa merupakan tehnik utama dalam upaya mengarahkan manusia tetap pada fitrahnya. Oleh karena itu, terapkan kombinasi tehnik-tehnik Simple Empowerment Technique seiring dengan pelaksanaan ibadah tersebut.
2.         Tentu agar lebih optimal dan sistematis lagi, perlu adanya beberapa penambahan kegiatan pendukung lainnya pelaksanaan Multi Level Therapist, yaitu antara lain :
a)    Central Point sebagai tempat berkumpul, berbagi dan membantu penyembuhan masyarakat sekitarnya. Lokasinya bisa di Mesjid, kantor Karang Taruna, atau Puskesmas. Dan lebih baik lagi bila ada ruang khusus untuk pelaksanaan terapinya. 
b)    Pengadaan Tools (alat bantu) yang dapat mendukung proses terapi. Dapat berupa tape recorder, kaset atau CD music barok, sound system, papan tulis, kursi relaks, bahan-bahan aromaterapi dan alat bantu lainnya yang memperlancar proses terapi.
c)    Pembentukan Sistem Rujukan (refferall system)
Sistem rujukan ini merupakan follow up dari peningkatan status kesehatan mental seseorang. Membangun sistem rujukan sebagai wujud kerjasama antar lembaga sangat penting. Berbagai persoalan tidak bisa selesai hanya dengan penanganan kesehatan mental. Masyarakat memiliki masalah ekonomi, hukum, pendidikan, keluarga dan sosial kemasyarakatan yang membutuhkan advokasi kepada lembaga yang konsen pada bidang yang bersangkutan. Semisal, bila ternyata ada kelainan syaraf dari salah satu klien, maka sudah segera dirujuk ke Psikiater.



DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan terjemahan.
Agustian, Ary G, 2004. Rahasia Sukses membangkitkan ESQ Power. Jakarta. Penerbit Arga.
Al Mishri, Mahmud, 2009. Ensiklopedia Akhlak Muhammad SAW. Jakarta. Pena Pundi AKsara
Bastaman, HD, 1996. Meraih Hidup Bermakna. Jakarta. Paramadina.
Bastaman, H.D. 1995. Integrasi Psikologi Dengan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Benjamin, Reva Sjarif, 2009. Quantum Touch. Tidak di terbitkan, Jakarta
Erwin, Raymond. Bukti bahwa tubuh manusia begitu dinamis dan hebat. Tidak diterbitkan. Jakarta.
Gani, A.H. 1993. Analisa Makna Hidup, Orientasi Religius dan Toleransi Kehidupan Beragama Dalam Kaitannya dengan Faktor Demografi, Frekuensi Shalat dan Penghayatan Religiusitas. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta. Fak Psikologi UI
Gani, Asep khairul. Contoh Penerapan NLP. Tidak diterbitkan. Jakarta
Haryanto, 1997. Hubungan antara Jangka Waktu Pembinaan Dengan Penurunan Gejala-gejala Keteragantungan Narkotika. Psikologika. Yogyakarta. Fak Psikologi UII.

Koeswara, E. 1992. Logoterapi: Psikoterapi Viktor Frankl.  Yogyakarta: Kanisius.

Korschak, Annisa, 2004. Modul: Diamond In You. Tidak diterbitkan. Jakarta
Krisnamurti, 2004. Modul: NLP.Jakarta
Proto, Louis, 1997. Self Healing: Menggunakan kekuatan pikiran untuk menyembuhkan tubuh. Jakarta. PT. Gramedia
( Penulis tidak diketahui), 2005. Prinsip NLP. Jakarta.
(Penulis tidak diketahui), Tentang Hynotherapy . Jakarta
(Penulis tidak diketahui), 2005. Tehnik Hypnotherapy dan Perilaku Merokok. Http// Hipno_psychology.
(Penulis tidak diketahui), 2005. Dampak Medis Sholat Tahajud. Jakarta.
(Penulis tidak diketahui), 2005. Penghuni Surga. Jakarta.
Ronodirdjo, R, 2005. MOdul: Training for Trainer. AIDA Consultant. Tidak diterbitkan. Jakarta
Sangkan, Abu, 2005. Pelatihan Sholat Khusyu’, Surabaya: Baitul Ihsan.
Soleh, M, 1999. Hikmah Keraguan. Materi diskusi Psikologi Islami Yayasan Insan Kamil.Tidak diterbitkan. Yogyakarta.
Soleh, M, 2000. Artikel : Tehnik Doa untuk berbagai Metode Terapi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta.
Soleh, M, 2000. Artikel : Terapi Cinta :  Sebuah Tawaran Terapi Kontemporer Alternatif. Tidak diterbitkan. Yogyakarta.
Wenzler-Cremer-Siregar, (1993). Permainan dan Latihan Dinamika Kelompok: Proses Pengembangan Diri. Jakarta. Gramedia.

Wiwoho, RH. 2008. NLP In Action: First Class Therapy. IndoNLP. Jakarta






[2] Sebagaimana saran Ary G inanjar, bahwa kita perlu berkonsentrasi dan memusatkan pikiran pada Allah (berfokus pada Fitrah).
[3] QS. Asy Syams :8-10,” Sesungguhnya Beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.
[4] “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yan gkhusyu’, yaitu orang yang menyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”
[5] Sel otak sebanyak 100 Milyar, terus bekerja. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian konsentrasi agar lebih terfokus.
[6] Hal ini juga diungkapkan oleh Proto (hal 262:1997)
[7] Rasulullah bersabda,” Allah akan turun ke langit dunia setiap malam (seprtiga malam yang terakhir), seraya berfirman:”Siapa yang berdoa kepada-Ku , maka AKu akan menerima permintaan dan siapa yang meminta ampunan dari-Ku, maka akan Ku Ampuni. (HR. Bukhori – Muslim)
[8] RH Wiwoho, 2008. NLP In Action, hal.2.
[9] Ronny R, 2005. Modul: Training for Trainer, AIDA Consultant.www.azkaedukasibangsa.com
Diperbarui
Tambahkan Komentar
Optimalisasi Potensi Melalui Penggunaan  Terapi Simple Empowerment Technique (SET)  berbasis Multi Level Therapist

Optimalisasi Potensi Melalui Penggunaan Terapi Simple Empowerment Technique (SET) berbasis Multi Level Therapist