Menyambut Hari Fitri dengan Belajar Memaafkan
Menyambut Hari Fitri dengan Belajar Memaafkan

Menyambut Hari Fitri dengan Belajar Memaafkan

- +
Untuk semakin mempopulerkan visi Program Nasional Empowering Indonesia, Mohamad Soleh selaku penggagas program nasional tersebut telah mengedarkan buku Smart Empowerment Technique (SET) ke Amerika Serikat, Jepang, Jerman dan sekarang Filipina. Para trainer Azka Empowering Center juga memberikan pelatihan dan pembinaan ke barbagai komunitas, kota dan Negara lain. 

Kali ini, Ahmad Pranggono yang memberikan Coaching intensif kepada para pengurus pengajian di KBRI Manila. Kegiatan yang dilaksanakan pada pekan lalu di Masjid At Taqwa KBRI Manila, Filipina, fokus pada penerapan teknik memaafkan yang berpedoman dari buku SET.

Teknik memaafkan ini adalah teknik ajaib yang tanpa harus cerita masalahnya apa dan bermasalah dengan siapa. Sehingga bagi orang Islam yang diminta menjaga aib, teknik ini sangat cocok dan aman. Secara detail, teknik memaafkan ini diawali dengan membangun kesadaran dan rasa tentang masih adanya rasa kebencian, sakit hati atau perasaan tidak nyaman yang dikarenakan belum memaafkan atas kesalahan orang lain. 

Bila perasaan sakit hati dan berkembang menjadi kebencian dibiarkan saja, maka menurut hasil penelitian dari sejumlah ahli jiwa di seluruh dunia menyimpulkan bahwa orang-orang yang memelihara ‘sakit hati’ benar-benar menjadi sakit organ hatinya (lever). 

Para ilmuwan Amerika telah membuktikan bahwa orang yang mampu memaafkan lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Telah dibuktikan bahwa gejala-gejala kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stres, susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini. 

Dalam bukunya, ’Forgive for Good’, Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran, dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat, dan stres. 

Memaafkan kesalahan juga bisa mengatasi stres dan mengurangi risiko sakit jantung. Penelitian di Stanford menemukan, dalam sebuah studi dari 259 orang yang menerima pelatihan mengenai sikap memaafkan, 70 persen dari mereka mengalami penurunan perasaan sakit hati, 27 persen telah mengurangi gejala fisik dari stres, dan 15 persen memiliki tekanan emosional yang lebih rendah.

Ahmad Pranggono mengarahkan peserta agar segera memaafkan orang lain. Nah langkah teknik Memaafkan berikutnya adalah peserta diminta untuk mengingat kembali informasi mengenai kebaikan dan kelebihan orang tersebut, baik yang peserta rasakan langsung atau info dari orang lain. Semakin banyak semakin bagus. Lalu dituliskan (lihat foto, peserta sedang menulis). 

Biasanya dengan menuliskan saja ,sudah mulai tersadarkan, bahwa setiap orang pada dasarnya baik, memiliki hal positif & negatif, jadi kita tidak perlu membencinya 100 persen. Lalu setelah itu, peserta diminta juga menuliskan “apa tindakan dan perkataan yang akan dilakukan ketika bertemu dengan “dia”, agar dia tidak lagi melakukan kesalahan yang sama pada diri peserta dan orang lain, bahkan membantu orang tersebut agar menjadi lebih baik lagi. 

Selanjutnya peserta diminta duduk menghadap kiblat atau tidur yang nyaman dan relaks, pejamkan mata dan biarkan tubuhnya diam. Pikiran dan tubunya diarahkan agar “istirahat” agar mudah masuk dalam kondisi alpha & theta, sehingga pikirannya lebih powerful dan dapat merasakan hikmah dari kejadian yang  dialaminya. 

Kemudian peserta diminta membayangkan sedang berdoa di depan Kakbah, rasakan suasananya, ikhlaskan apa yang pernah dilakukannya, bayangkan kebaikan-kebaikan orang tersebut (yang sudah ditulis), dan minta kepada Allah Swt, agar diberi kekuatan dan kemudahan dalam melakukan perbuatan baik bila bertemu orang tersebut, sehingga ia menjadi lebih baik lagi dan tidak mengulangi kesalahannya.
Diperbarui
Tambahkan Komentar
Menyambut Hari Fitri dengan Belajar Memaafkan

Menyambut Hari Fitri dengan Belajar Memaafkan